Perbedaan Mockup dan Prototype, website, atau software kita sering mendengar istilah mockup dan prototype.
Kedua istilah ini kerap dianggap serupa, bahkan oleh para pemula dalam dunia UI/UX atau pengembangan produk.
Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, terdapat perbedaan mockup dan prototype yang cukup mendasar, baik dari segi fungsi, bentuk, hingga penggunaannya dalam proses desain.
Artikel ini hadir untuk membantumu memahami dengan jelas apa yang membedakan mockup dan prototype.
Dengan pembahasan ringan, praktis, dan padat, kamu akan lebih mudah memilih pendekatan visual yang tepat dalam pengembangan produk digital.
Baca Juga : Sertifikasi Desain Grafis BNSP
Memahami Peran Visual dalam Proses Desain
Sebelum membahas perbedaan antara mockup dan prototype, penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana proses visualisasi desain bekerja.
Dalam tahap pengembangan sebuah aplikasi atau situs web, tim desain dan pengembang umumnya akan melalui beberapa fase mulai dari wireframe, mockup, hingga prototype. Ketiganya memiliki peran berbeda, namun sering digunakan secara beriringan.
Mockup dan prototype adalah dua alat bantu yang digunakan untuk memperlihatkan hasil desain sebelum benar-benar dikembangkan ke tahap akhir.
Keduanya berfungsi untuk mengomunikasikan ide desain, namun dalam bentuk dan tingkat interaktivitas yang berbeda.
Apa Itu Mockup?
Mockup adalah representasi visual dari sebuah produk digital yang sudah mendekati bentuk akhir secara tampilan.
Biasanya, mockup menunjukkan bagaimana elemen-elemen UI seperti tombol, warna, gambar, dan teks akan terlihat dalam layout yang telah disusun.
Namun perlu dicatat, mockup tidak bisa diklik atau tidak interaktif. Ia hanya sekadar tampilan statis yang digunakan untuk mendapatkan masukan dari stakeholder atau klien terkait estetika visual.
Mockup biasanya dibuat setelah wireframe selesai. Jika wireframe ibarat kerangka bangunan, maka mockup adalah visualisasinya setelah dicat dan dihias.
Di sinilah kamu bisa melihat apakah kombinasi warna sudah sesuai, apakah tipografi nyaman dibaca, dan apakah layout terlihat proporsional.
Apa Itu Prototype?
Sementara itu, prototype adalah versi interaktif dari desain yang memungkinkan pengguna melakukan simulasi terhadap produk.
Artinya, dalam prototype, kamu bisa mengeklik tombol, membuka menu, atau menjalankan alur navigasi meskipun belum ada coding sebenarnya di baliknya.
Prototype bertujuan untuk menguji pengalaman pengguna atau user flow. Ini memungkinkan desainer dan stakeholder melihat bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk tersebut sebelum proses pengembangan dimulai.
Prototype bisa dibilang adalah alat uji coba sebelum versi final dari aplikasi atau situs benar-benar dikembangkan oleh tim developer.
Perbedaan Mockup dan Prototype dalam Tujuan Desain
Sekilas keduanya tampak serupa, namun perbedaan mockup dan prototype sangat jelas ketika kita melihat dari sisi tujuan penggunaannya.
Mockup lebih fokus pada penampilan visual, sementara prototype fokus pada interaksi pengguna.
Mockup digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari tim visual, brand manager, atau stakeholder tentang gaya desain, kombinasi warna, dan layout.
Sedangkan prototype digunakan untuk melakukan user testing, mengevaluasi alur pengguna, serta menemukan masalah usability sebelum dikembangkan ke tahap coding.
Dalam praktiknya, mockup sering dibuat menggunakan tools seperti Adobe XD, Figma, atau Sketch dalam mode statis.
Prototype menggunakan tools yang sama, namun ditambahkan elemen interaktif seperti link antar halaman, tombol yang aktif, hingga simulasi animasi.
Tingkat Interaktivitas Statis vs Dinamis
Perbedaan berikutnya bisa dilihat dari sisi interaktivitas. Mockup bersifat statis. Artinya, pengguna hanya bisa melihat tampilan layar, tanpa bisa melakukan interaksi.
Mockup cocok digunakan dalam presentasi kepada klien atau pemangku kepentingan sebagai bahan diskusi visual.
Sementara itu, prototype bersifat dinamis. Pengguna dapat mengeklik elemen, berpindah dari satu layar ke layar lain, atau bahkan mencoba fitur tertentu dalam simulasi.
Prototype sering dipakai dalam usability testing untuk mengamati bagaimana calon pengguna akan berinteraksi dengan desain tersebut.
Waktu dan Sumber Daya yang Dibutuhkan
Kalau kamu bertanya, “Mana yang lebih cepat dibuat?” jawabannya adalah mockup.
Karena hanya menampilkan sisi visual tanpa interaktivitas, pembuatan mockup umumnya lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit sumber daya. Desainer hanya fokus pada estetika dan kesesuaian branding.
Sebaliknya, prototype memerlukan waktu lebih banyak. Karena harus mendesain sekaligus menambahkan elemen interaktif, pembuatan prototype sering kali memakan waktu tambahan terutama jika prototype tersebut mencakup seluruh alur aplikasi atau website.
Namun, prototype juga memberikan nilai yang besar. Dengan adanya simulasi nyata, kamu bisa menghindari kesalahan desain besar sebelum masuk ke tahap pengembangan kode yang jauh lebih mahal dan kompleks.
Kapan Harus Menggunakan Mockup dan Prototype?
Setelah memahami perbedaan mockup dan prototype dari berbagai sisi, pertanyaan selanjutnya adalah kapan sebaiknya kita menggunakan mockup, dan kapan prototype lebih tepat?
Gunakan mockup ketika kamu ingin mempresentasikan hasil desain secara visual tanpa interaksi.
Ini cocok untuk tahap awal setelah wireframe selesai, saat kamu ingin memastikan bahwa elemen UI seperti warna, ikon, dan layout sudah sesuai dengan branding.
Gunakan prototype ketika kamu ingin melakukan uji coba alur pengguna. Prototype sangat efektif digunakan sebelum proyek masuk ke tahap pengembangan, karena bisa menghemat waktu dan biaya.
Dengan prototype, kamu bisa menemukan titik lemah dalam user flow, kesalahan navigasi, atau elemen yang membingungkan sebelum coding dimulai.
Kesimpulan
Memahami perbedaan mockup dan prototype bukan hanya penting bagi desainer, tapi juga bagi seluruh tim yang terlibat dalam pengembangan produk digital. Mockup adalah tampilan visual statis yang menunjukkan bagaimana desain akan terlihat, sementara prototype adalah versi interaktif yang menunjukkan bagaimana desain akan digunakan.
Keduanya sama-sama penting dalam proses desain, dan sering digunakan secara beriringan. Dengan mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan masing-masing, kamu bisa menghemat waktu, mengurangi revisi, dan memastikan bahwa produk yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Sebagai penutup, ingatlah bahwa desain bukan hanya soal keindahan, tapi juga soal fungsi. Dengan menggunakan mockup dan prototype secara bijak, kamu sudah selangkah lebih dekat untuk menciptakan produk digital yang efektif dan memikat.
Leave a Comment